Jumat, 10 Februari 2017

Solusi Mengatasi Penyakit Busuk Buah (Antraknosa) atau Patek Pada Tanaman Cabe

Antraknosa / Patek
Penyakit Busuk Buah (Antraknosa) atau patek 

Pada tanaman cabe penyakit busuk buah (Antraknosa) atau juga sering disebut penyakit patek, penyakit ini sangat meresahkan para petani apabila telah terserang pada tanaman cabe ini.


Penyakit busuk buah (Antraknosa) atau patek tidak hanya menyerang pada tanaman cabe saja, akan tetapi juga menyerang pada jenis tanaman lainnya, namun yang lebih dominan penyakit ini mudah terserang pada tanaman cabe. Penyebab penyakit busuk buah (Antraknosa) ini dikarenakan oleh cendawan, yaitu sejenis jamur yang aktif berkembang biak terutama pada daun dan buah cabe dan kelamaan akan meluas dan membesar hingga mudah menyebar. Penyakit ini sering menyerang pada buah cabe yang masih muda bahkan juga pada buah cabe yang hampir tua dan akan mengakibatkan gagal panen.


Penyakit ini begitu sulit untuk dikendalikan, apalagi jika disekitar area pertanaman memiliki kelembapan suhu yang rendah dan kelembapan udara tinggi. Mudah menyebar pada kelembapan udara diatas 95% dan suhu udara 32⠁C. Beberapa jenis cendawan yang paling sering menyebabkan timbulnya penyakit patek atau antraknosa adalah Colletrotichum sp. dan Gloesperium sp. Pada buah cabai, cendawan tersebut mampu bertahan di dalam biji selama 9 bulan.  Cendawan ini menjadi momok yang paling menakutkan terutama di daerah subtropis dan daerah tropis seperti Indonesia.



Gejala Serangan Patek Atau Atraknosa

Penyakit patek atau antraknosa sangat ditakuti terutama oleh petani cabai. Serangan patek atau antraknosa ini mampu membuyarkan impian petani tanam cabai untuk memetik hasil yang besar, bahkan tidak jarang justru menimbulkan kerugian meskipun harga cabai sedang tinggi. Tanaman yang terserang penyakit patek atau antraknosa yang disebabkan oleh infeksi cendawan Colletrotichum sp. menunjukkan gejala bercak cokelat kehitaman yang kemudian akan meluas menjadi busuk lunak. Pada bagian tengah bercak terdapat kumpulan titik-titik hitam yang merupakan koloni cendawan. Sedangkan tanaman yang terserang patek atau antraknosa akibat infeksi cendawan Gloesperium sp. menunjukkan bercak cokelat dengan bintik-bintik berlekuk. Pada bagian tepi bintik-bintik tersebut berwarna kuning membesar dan memanjang. Jika kelembaban tinggi, cendawan akan membentuk lingkaran memusat atau konsentris berwarna merah jambu. Serangan pada buah cabai biasanya diawali dari bagian ujung buah yang mengakibatkan dieback atau mati ujung.

Pengendalian Penyakit (Antraknosa) atau Patek

Di Indonesia, penyakit ini tergolong penyakit yang paling sulit dikendalikan, terutama pada saat musim hujan. Untuk petani cabai yang menanam dengan musim berbuah pada saat musim hujan harus melakukan pengontrolan yang ketat dan terus-menerus. Berikut ini beberapa upaya penanganan untuk mengendalikan serangan penyakit (Antraknosa) atau patek.

Baca Juga : Jenis - Jenis Bahan Aktif dan Produk Fungisida

  1. Perlakuan pada bibit atau biji tanaman yang akan dibudidayakan, misalnya untuk tanaman cabai atau tomat, rendam bibit atau biji menggunakan larutan fungisida sistemik, seperti berbahan aktif benomil, metil tiofanat, atau karbendazim. Dosis atau konsentrasi larutan adalah 2 g/l. perendaman dilakukan selama 4 – 6 jam.
  2. Melakukan rotasi tanam, adalah salah satu cara untuk memutuskan siklus perkembangan penyakit cendawan ini, tentunya pergiliran tanaman dengan jenis family yang berbeda.
  3. Secara teknis, bagian tanaman yang terserang harus dimusnahkan dari lahan atau areal pertanaman atau akan lebih baik bila di lakukan pemendaman terhadap cabai yang busuk. Lakukan pengamatan di lapangan secara berlanjut.
  4. Berikan pupuk dengan kandungan P, K, dan Ca tinggi agar jaringan tanaman lebih kuat. Jangan melakukan pemupukan N ( Urea atau Za ) atau sumber lain berlebihan, karena akan menyebabkan jaringan tanaman berair sehingga rentan terhadap serangan cendawan.
  5. Berikan pupuk organik yang banyak. Pemupukan organik akan meningkatkan ketahanan tanaman dari serangan hama maupun penyakit.
  6. Hindari adanya genangan air di areal pertanaman, serta buat  pembersihan lahan termasuk penyiangan gulma perlu dilakukan secara rutin.
  7. Gunakan mulsa hitam perak sehingga bisa untuk mengurangi kelembaban yang ada di sekitar tanaman cabai
  8. Perlebar jarak tanam dengan pola tanam zig – zag untuk menjaga sirkulasi udara dan saluran dengan kedalaman 40 Cm ( saluran tengah ) dan kedalaman 50 Cm ( untuk saluran air di bagian tepi/keliling lahan ). Saluran ini berfungsi untuk mengurangi kelembaban tinggi saat terjadi hujan berkepanjangan. Untuk di tanaman cabai kami merekomendasikan untuk pakai jarak tanam 70 x 70 Cm.
  9. Perlu dilakukan pewiwilan ( Rompes )  terhadap  tunas lateral yang berada di bawah Cabang Y ( Cabang Utama ) sehingga akan mengurangi kelembaban mikro tanaman, pada saat musim penghujan.
  10. Jika kelembaban di sekitar areal pertanaman tinggi, misalnya hujan terus menerus, lakukan pencegahan menggunakan pestisida kimia. Beberapa bahan aktif yang bisa digunakan untuk mengendalikan penyakit patek atau antraknosa adalah fungisida sistemik dengan bahan aktif benomil, karbendazim, metil tiofanat, difenokonazol, triadimefon. Fungisida kontak dengan bahan aktif mankozeb, klorotalonil, tembaga oksiklorida dan propineb. Lakukan penyelingan bahan aktif tersebut setiap kali melakukan penyemprotan dengan dosis atau konsentrasi sesuai pada kemasan.
  11. Berdasarkan pengalaman pribadi, saya melakukan kombinasi dari beberapa bahan aktif, misalnya benomil + mankozeb masing-masing ½ dosis, karbendazim + mankozeb masing-masing ½ dosis, metil tiofanat + klorotalonil masing-masing ½ dosis, difenokonazol + propineb masing-masing ½ dosis. Setiap kali penyemprotan lakukan penggantian kombinasi bahan aktif tersebut, setelah satu putaran kemudian kembali ke kombinasi awal yang pertama kali digunakan.
  12. Gunakan Varietas tanaman cabai yang cocok untuk di tanam di daerah dengan musim penghujan, setidaknya kita sudah dari awal menghindari penyakit yang namanya Cacar ini. Cabai itu salah satunya adalah varietas Cabai F1 Horison, Cabai F1 Flash 750 dan cabai F1 Rimbun 3.
Demikianlah sekilas tentang penyakit busuk buah (antraknosa) atau patek pada tanaman cabai. semoga artikel ini bermanfaat bagi para petani.

Salam Green Tani..!


EmoticonEmoticon