Mikroorganisme Lokal (MOL) adalah hasil cairan fermentasi dari substrat atau media tertentu yang berada disekitar kita (misalnya nasi, buah-buahan, telur, susu, keong dan lain - lain). MOL juga dapat diartikan mikroorganisme yang berasal dari substrat/bahan tertentu dan diperbanyak dengan bahan alami yang mengandung karbohidrat (gula), protein, mineral dan vitamin.
Pembuatan MOL tidak dilakukan melalui proses inokulasi oleh mikroorganisme yang diintroduksikan dan tidak dilakukan secara aseptis. Manfaat MOL adalah untuk meningkatkan pertumbuhan dan produksi tanaman serta kesehatan tanah. MOL juga dikenal sebagai agen penyubur tanah.
Perkembangan MOL di Indonesia cukup pesat dikalangan petani, khususnya petani organik. MOL bersifat sangat spesifik untuk daerah tertentu karena menggunakan bahan baku dan mikroorganisme lokal, yang tentunya berbeda dengan daerah lain. MOL mirip dengan Fermented Plant Juice Fertilizer yang berkembang di beberapa negara. Nomenklatur MOL dalam pohon pupuk belum mendapat tempat yang sesuai. Hal ini disebabkan MOL tidak dapat dimasukan dalam kategori pupuk hayati dan belum memenuhi syarat sebagai pupuk organik cair.
Jenis-Jenis MOL
Sesuai tujuan aplikasinya, MOL dibedakan menjadi 2 yaitu :
- MOL yang diaplikasikan sebagai pemacu tumbuh tanaman.
- MOL yang digunakan sebagai dekomposer (agen perombak bahan organik/sisa panenan).
Bahan dasar dan bahan pelengkap pembuatan MOL sesuai dengan tujuan aplikasinya. Buah-buahan, sayuran dan akar tanaman yang akan digunakan sebagai substrat harus yang sehat, tanpa ada gejala penyakit, karena dikhawatirkan penyakit tersebut (yang disebabkan oleh bakteri dan fungi) akan tumbuh dan berkembang selama proses pembuatan MOL.
Manfaat MOL
manfaat dari metabolit yang terkandung didalam MOL sebagai fermentasi terhadap bahan baku tersebut merupakan sumber makanan bagi mikroorganisme dalam tanah sehingga dapat meningkatkan kesuburan biologi tanah. Disamping itu, mikroorganisme yang telah tumbuh dan berkembang selama proses pembuatan MOL akan mendominasi rhizosfer tanaman, sehingga tidak mudah terserang penyakit. Molase selain mengandung sukrosa yang cukup tinggi (45%-55%), juga mengandung asam-asam organik sebagai sumber C bagi pertumbuhan mikroorganisme. Fermentasi molase oleh mikroorganisme fermentative yang berasal dari buah-buahan menghasilkan asam organik lainnya misalnya asam sitrat, sehingga PH MOL umumnya cenderung asam. Kondisi asam inibaik untuk produksi fitohormon (Auksin, Giberelin dan Sitokinin) yang diketahui berperan dalam meningkatkan pertumbuhan vegetatif, generatif dan pemasakan buah. Asam amino selain berperan dalam jalur metabolisme N tanaman dan sumber N bagi mikroorganisme, secara khusus Triptofan dikenal sebagai prekursor metabolisme Auksin, sedangkan asam amino Levulinat diektahui sebagai prekursor pembentukan klorofil.
Cara Pembuatan MOL
Cara pembuatan MOL sudah banyak dipraktekan oleh Petani pada sistem Pertanian Organik, misalnya di Sragen dan Salatiga.
MOL untuk pemacu tumbuh tanaman
1. Bahan yang diperlukan untuk pembuatan 20L MOL adalah :
1. Bahan yang diperlukan untuk pembuatan 20L MOL adalah :
No
|
Nama Bahan
|
Jumlah
|
1
|
Sisa panenan (sayuran dll), bonggol pisang, akar bambu, nanas
|
15 kg
|
2
|
Cairan molase
|
500 ml
|
3
|
Air cucian beras (air leri)
|
2 l
|
4
|
Air kelapa tua
|
2 l
|
5
|
Air bersih (air langsung dari keran atau air gunung)
|
20 l
|
2. Masukan bahan padat tersebut ke dalam karung kemudian diikat.
3. Air bersih, molase, air kelapa, dan air cucian beras dimasukan kedalam ember berukuran lebih kurang 50 l.
4. Masukan karung tersebut ke dalam air dan rendam, kemudian ember ditutup dan disimpan ditempat teduh selama 14 hari sampai cairan berwarna lebih pekat dan muncul bercak-bercak putih pada permukaan.
MOL untuk decomposer
1. Bahan yang diperlukan untuk pembuatan 20 l MOL adalah :
No
|
Nama Bahan
|
Jumlah
|
1
|
Bekicot, cacing tanah, kompos matang, rayap dan akar bambu
|
15 kg
|
2
|
Cairan molase
|
500 ml
|
3
|
Air kelapa tua
|
2 l
|
4
|
Air bersih (air langsung dari keran atau air gunung)
|
20 l
|
3. Masukan molase, air kelapa, dan air bersih sampai memenuhi 3/4 ember.
4. Ember ditutup dan disimpan ditempat teduh selama 21 hari sampai cairan berwarna lebih pekat.
5. Untuk 20 l MOL dekomposer bisa digunakan untuk 2 t bahan kompos kering.
Sumber : http://Balittanah.litbang.pertanian.org